Profil Desa Pagak

Ketahui informasi secara rinci Desa Pagak mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Pagak

Tentang Kami

Profil Desa Pagak, Purwareja Klampok, Banjarnegara. Pusat agrobisnis salak dan sentra industri rumahan emping melinjo. Wilayah subur seluas 250,95 Ha dengan 3.486 jiwa penduduk, berlokasi strategis di tepi Sungai Serayu yang subur.

  • Lumbung Agribisnis

    Dikenal luas sebagai desa penghasil utama salak berkualitas tinggi yang memasok pasar regional.

  • Sentra Industri Rumahan

    Menjadi basis produksi emping melinjo yang menyerap banyak tenaga kerja lokal, terutama kaum perempuan, dan menopang ekonomi keluarga.

  • Lokasi Perbatasan Strategis

    Berada di perbatasan antara Kabupaten Banjarnegara dan Banyumas serta dilintasi Sungai Serayu, menjadikannya wilayah penting secara ekonomi dan transportasi.

Pasang Disini

Desa Pagak, sebuah wilayah agraris yang terletak strategis di Kecamatan Purwareja Klampok, Kabupaten Banjarnegara, hadir sebagai etalase potensi pertanian dan industri rumahan yang menjanjikan. Dikenal luas sebagai salah satu lumbung salak berkualitas, desa ini juga menjadi basis bagi para perajin emping melinjo yang produknya telah menembus pasar regional. Dengan topografi yang subur diapit oleh aliran Sungai Serayu dan didukung oleh semangat warganya, Desa Pagak secara konsisten menunjukkan perannya sebagai penopang ekonomi penting di wilayah perbatasan Banjarnegara.

Geografi dan Wilayah Administratif

Secara geografis, Desa Pagak berada di bagian barat Kecamatan Purwareja Klampok, menjadikannya salah satu gerbang masuk utama ke Kabupaten Banjarnegara dari arah barat (Kabupaten Banyumas). Letaknya yang berada di dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 42 meter di atas permukaan laut (mdpl) membuat wilayah ini sangat ideal untuk pengembangan sektor pertanian, khususnya hortikultura.

Total luas wilayah Desa Pagak mencapai 250,95 hektare. Berdasarkan data penggunaan lahan, sebagian besar wilayahnya didedikasikan untuk kegiatan produktif. Lahan persawahan membentang seluas 117 hektare, sementara lahan bukan sawah, yang didominasi oleh kebun dan pekarangan, mencapai 133,95 hektare. Aliran Sungai Serayu yang melintas di sisi selatan desa menjadi sumber irigasi alami yang vital bagi keberlangsungan pertanian.

Secara administratif, Desa Pagak memiliki batas-batas wilayah yang jelas dengan desa-desa tetangganya, baik di dalam maupun di luar kecamatan.

  • Sebelah Utara
    Berbatasan dengan Desa Kalilandak.
  • Sebelah Timur
    Berbatasan dengan Desa Purwareja.
  • Sebelah Selatan
    Dibatasi oleh aliran Sungai Serayu, berseberangan dengan Desa Kedawung (Kecamatan Susukan).
  • Sebelah Barat
    Berbatasan dengan Desa Mandirancan (Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas).

Pemerintahan desa terbagi ke dalam 3 dusun, yang kemudian dipecah menjadi 3 Rukun Warga (RW) dan 16 Rukun Tetangga (RT). Struktur ini memastikan efektivitas administrasi dan pelayanan publik bagi seluruh masyarakat. Untuk keperluan surat-menyurat dan administrasi kependudukan, seluruh wilayah Desa Pagak menggunakan kode pos 53474.

Demografi Penduduk

Berdasarkan data kependudukan terakhir, Desa Pagak dihuni oleh 3.486 jiwa yang tersebar di seluruh wilayahnya. Dengan luas wilayah sekitar 2,51 km², tingkat kepadatan penduduk desa ini berada di angka 1.389 jiwa per kilometer persegi. Angka ini mencerminkan pemukiman yang cukup padat dan terkonsentrasi di sepanjang jalur utama desa.

Struktur demografi ini menjadi modal sosial yang kuat. Mayoritas penduduk berada dalam usia produktif dan menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian, buruh tani, serta industri pengolahan skala rumahan. Tingginya partisipasi warga dalam program-program pembangunan dan kegiatan sosial menjadi bukti nyata kuatnya ikatan komunal di Desa Pagak. Pemerintah desa terus berupaya mengarahkan potensi sumber daya manusia ini ke dalam sektor-sektor produktif guna meningkatkan kesejahteraan secara merata.

Sejarah Singkat dan Pemerintahan

Meskipun catatan detail mengenai asal-usul nama "Pagak" sulit ditemukan dalam arsip formal, cerita lisan yang berkembang di masyarakat mengaitkannya dengan fungsi wilayah ini di masa lalu. "Pagak" dalam bahasa Jawa sering diartikan sebagai penyangga atau pilar. Konon, wilayah ini dahulu merupakan pos peristirahatan atau penyangga bagi para pengelana dan pedagang yang melintasi jalur Serayu. Lokasinya yang strategis di perbatasan menjadikannya titik penting sebelum melanjutkan perjalanan.

Seiring berjalannya waktu, Desa Pagak berkembang menjadi sebuah komunitas agraris yang mapan. Pembangunan infrastruktur, seperti penguatan tanggul sungai dan modernisasi jaringan irigasi, menjadi fokus utama pemerintah desa dari generasi ke generasi untuk memitigasi risiko banjir dari Sungai Serayu sekaligus memaksimalkan hasil pertanian.

Saat ini, roda pemerintahan Desa Pagak dijalankan oleh jajaran aparat desa yang dipimpin oleh seorang kepala desa. Mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes), fokus pemerintahan adalah melanjutkan pembangunan infrastruktur dasar, meningkatkan produktivitas sektor unggulan dan memperkuat kapasitas kelembagaan lokal. Transparansi dan akuntabilitas menjadi prinsip utama dalam pengelolaan dana desa untuk memastikan pembangunan berjalan efektif dan tepat sasaran.

Potensi Ekonomi: Lumbung Salak dan Sentra Emping Melinjo

Perekonomian Desa Pagak berdenyut dari dua sektor utama yang telah menjadi identitasnya selama puluhan tahun: pertanian salak dan industri rumahan emping melinjo. Kedua komoditas ini tidak hanya menopang kehidupan ribuan warganya, tetapi juga membawa nama Desa Pagak ke panggung ekonomi yang lebih luas.

1. Agrobisnis Salak Pagak Lahan pekarangan dan kebun di Desa Pagak didominasi oleh tanaman salak. Iklim mikro dan kesuburan tanah di wilayah ini sangat cocok untuk budidaya salak, terutama jenis salak pondoh dan jenis lokal lainnya yang memiliki cita rasa manis dan tekstur renyah. Hampir setiap rumah memiliki kebun salak, baik dalam skala kecil untuk konsumsi pribadi maupun skala besar untuk tujuan komersial.

Para petani di Pagak telah menguasai teknik budidaya salak secara turun-temurun, mulai dari pembibitan, penyerbukan, hingga panen. Saat musim panen tiba, desa ini menjadi sangat ramai oleh aktivitas jual beli. Para tengkulak dan pedagang dari berbagai daerah, termasuk Banyumas, Purbalingga, hingga kota-kota besar lainnya, datang langsung ke Pagak untuk mendapatkan salak berkualitas. Agrobisnis salak ini menciptakan rantai ekonomi yang melibatkan petani, buruh panen, penyortir, hingga pedagang, menjadikannya tulang punggung ekonomi desa.

2. Industri Rumahan Emping Melinjo Di samping salak, Desa Pagak juga dikenal sebagai salah satu sentra produksi emping melinjo. Keterampilan membuat emping diwariskan dari generasi ke generasi. Buah melinjo yang melimpah di pekarangan warga diolah secara manual menjadi emping dengan cita rasa khas. Prosesnya yang padat karya, mulai dari penyangraian, pemipihan, hingga penjemuran, melibatkan banyak tenaga kerja, terutama kaum ibu.

Produk emping melinjo dari Pagak, baik yang mentah maupun yang sudah digoreng, memiliki pasar yang sangat jelas. Para perajin biasanya menjual produk mereka ke pasar-pasar tradisional di Purwareja Klampok, Banjarnegara, dan bahkan sampai ke wilayah Banyumas. Industri rumahan ini memberikan nilai tambah ekonomi yang signifikan, mengubah hasil kebun menjadi produk olahan dengan harga jual yang lebih tinggi dan daya simpan yang lebih lama.

Pendidikan dan Layanan Kesehatan

Pemerintah Desa Pagak menaruh perhatian serius pada pembangunan sumber daya manusia melalui penyediaan akses terhadap layanan pendidikan dan kesehatan yang layak. Upaya ini merupakan investasi jangka panjang untuk menciptakan generasi yang lebih sehat dan cerdas.

Di bidang pendidikan, desa ini menjadi rumah bagi beberapa institusi pendidikan dasar. Berdasarkan data pokok pendidikan (Dapodik), di Desa Pagak berdiri SD Negeri 1 Pagak (NPSN: 20303780). Keberadaan sekolah dasar ini memastikan anak-anak usia sekolah di Desa Pagak tidak perlu menempuh jarak yang jauh untuk mendapatkan pendidikan formal. Selain itu, kegiatan pendidikan anak usia dini (PAUD) dan taman kanak-kanak (TK) juga aktif diselenggarakan untuk mempersiapkan anak-anak sebelum memasuki jenjang sekolah dasar.

Untuk layanan kesehatan, meskipun belum memiliki puskesmas utama, kesehatan masyarakat ditopang oleh keberadaan Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) atau Puskesmas Pembantu (Pustu). Fasilitas ini berfungsi sebagai garda terdepan untuk penanganan medis dasar dan rujukan pertama. Selain itu, kegiatan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dilaksanakan secara rutin di setiap RW. Para kader kesehatan aktif memberikan layanan pemantauan gizi balita, imunisasi, serta penyuluhan kesehatan bagi ibu hamil dan lansia, memastikan jangkauan layanan kesehatan promotif dan preventif hingga ke tingkat komunitas.

Kehidupan Sosial dan Budaya

Kehidupan masyarakat Desa Pagak sangat kental dengan nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong, yang dalam bahasa lokal sering disebut "sambatan". Tradisi ini terlihat jelas dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari membantu tetangga yang sedang membangun rumah, mempersiapkan hajatan, hingga kerja bakti membersihkan fasilitas umum seperti saluran irigasi dan jalan desa.

Sebagai masyarakat agraris, beberapa ritual budaya yang berkaitan dengan siklus pertanian masih sesekali dijalankan, meskipun intensitasnya telah berkurang seiring modernisasi. Tradisi "sedekah bumi" sebagai wujud syukur atas hasil panen merupakan salah satu kearifan lokal yang menunjukkan hubungan harmonis antara manusia dan alam.

Kehidupan religius juga menjadi bagian tak terpisahkan dari masyarakat Pagak. Kegiatan keagamaan yang berpusat di masjid dan musala menjadi sarana penting untuk memperkuat silaturahmi dan ikatan sosial antarwarga. Melalui kegiatan-kegiatan inilah, nilai-nilai luhur, norma sosial, dan semangat kebersamaan terus dipupuk dan diwariskan kepada generasi muda.